Senin, 25 Maret 2013

Resensi Chairul Tanjung

Dalam Buku ini kisahkan Perjuangan Chairul Tanjung (CT) yang berusaha menjadi seorang Enterpreneur, kisah tentang memulai usaha dari tidak memiliki fasilitas maupun sarana.

Terlahir dari keluarga yang sederhana. Dan pernah tinggal di kawasan kumuh gambir pada masa itu. Bersekolah di SD-SMP VANLITH dilanjutkan SMU BOEDI UTOMO. Terakhir mengenyam pendidikan di FKG UI SALEMBA. Dari kecil CT sudah akrab dengan dunia wirausaha. Titik balik ia terjun secara total berwira usaha adalah ketika ia kuliah di FKG UI. Dimana ia melihat untuk membiayai kuliahnya sang ibu rela menjual salah satu kain halus yang dimilikinya. Ia pun bertekad sejak saat itu tidak akan meminta uang lagi kepada ibunya dan akan berusaha sendiri.

Dari modal seadanya, CT membantu teman kuliahnya hinga dosen dalam urusan memperbanyak makalah (fotocopi). Selisih harga yang ditawarkan banyak menarik temannya, keuntungan dari sinilah untuk membiayai kuliahnya. Tidak berhenti hanya pada bisnis fotocopi, hingga akhirnya CT diberikan sebuah ruang khusus untuk terus mengembangkan usahanya. Setelah sukses dengan bisnis ini, usaha lainpun digelutinya selama itu halal dan menjanjikan keuntungan. Dimulai dari usaha perlengkapan dokter gigi hingga jual beli mobil.

Pekerjaan yang dilakukan CT berbeda jauh dengan disiplin ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah. Ketika menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi UI tahun 1981, CT mengalami kesulitan finansial untuk biaya kuliah. Saat itulah kemampuannya berbisnis diasah. Ia mulai berbisnis kecil-kecilan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan sebagainya. Kemudian ia memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, namun mengalami kebangkrutan.

Setelah itu ia mencoba membuka usaha kontraktor tetapi kurang berhasil sehingga ia bekerja di perusahaan baja. Lalu, ia pindah ke perusahaan rotan di mana ia bertemu dengan tiga orang rekan dan mendirikan PT. Pariarti Shindutama. Perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor, dan CT beruntung usahanya kali ini menuai untung besar karena perusahaannya mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu anak-anak dari Italia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya CT memutuskan untuk berkarya sendiri karena terjadi perbedaan paham dengan rekan-rekannya

Comment Using Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar